Membedakan Fakta dan Opini pada Editorial dengan Membaca Intensif
        Tajuk rencana adalah kolom dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan opini redaksi terhadap suatu permasalahan yang sedang hangat dibicarakan atau menonjol pada saat media itu terbit atau disebut juga karangan pokok yang dimuat dalam surat kabar atau majalah.
        Setiap surat kabar terbit hampir selalu menyajikan tajik rencana yang menjadi berita hangat dalam masyarakat, baik secara nasional maupun internasional. Tajuk rencana mengungkapkan visi dan pandangan redaksi atas topik yang dibahas. Pandangan tersebut berisi ulasan dari tim redaksi surat kabar atau majalah berkaitan dengan berita yang sedang aktual atau hangat dibicarakan dalam masyarakat.
Tajuk rencana dalam surat kabar/majalah mempunyai fungsi:
1.        Sebagai kritik atas ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat.
2.        Memberikan wawasan kepada masyarakat atas permasalahan yang sedang hangat terjadi.
Penulisan tajuk rencana dapat berdasarkan dua hal, yaitu fakta dan opini.
1.Fakta, yaitu kejadian nyata, benar-benar terjadi yang ditandai dengan bukti-bukti yang dipercaya (tertulis atau kejadian sesungguhnya).
2.Opini, yaitu pendapat yang belum pasti, belum nyata, belum terjadi tanpa ditandai dengan bukti yang nyata.
Contoh tajuk rencana atau editorial:
Tajuk Rencana Jati Diri Waspada Krisis Eropa Tak Bisa Lagi Ditunda
Perekonomian Eropa mengawali 2012 dengan buruk. Jangankan memunculkan “cahaya di ujung terowongan krisis,” yang datang pada tahun baru justru petaka baru, yakni pemangkasan peringkat utang Sembilan Uni Eropa oleh Standard & Poor’s akhir pecan lalu. Lembaga pemeringkat internasional itu kini hanya menyisakan Jerman dari zona euro yang masih memegang grade tertinggi AAA stabil..
Semakin kompleksnya krisis di zona euro membuat perekonomian Indonesia semakin waspada. Dalam jangka pendek, terpuruknya peringkat utang itu membuat perbankan Eropa menarik pinjamannya di pasar kredit global. Akibatnya, likuiditas dolar dan euro mengetat. Dampaknya pun terasa di perbankan Asia, yang menerima sekitar 30 persen pendanaan valas dari perbankan Eropa.
Perbankan Indonesia juga tak bisa lepas dari imbas itu. Saat ini brankas bank-bank besar kekurangan likuiditas valas yang diperlukan sector korporasi untuk kegiatan investasi (mengimpor barang modal dan bahan baku). Mengeringnya likuiditas euro dan dolar diperbankan Asia menekan mata uang Asia, termasuk rupiah yang melemah ke kisaran 9.200 per USD dari 8.500 pada pertengahan 2011.Sampai sebulan ke depan, jika krisis Eropa tidak memburuk, perekonomian masih aman. Bank Indonesia (BI) memiliki cadangan devisa yang cukup, yakni USD 110 miliar pada akhir 2011, untuk menghambat depresiasi rupiah, walau tergerus dari USD 124,6 miliar pada Agustus 2011.Yang perlu terus mendapat prioritas adalah keterkaitan krisis di Eropa dengan sector riil, khususnya kegiatan ekspor dan impor. Zona euro merupakan pasar tujuan ekspor Indonesia yang utama dengan share sekitar 10 persen.
Dari waktu ke waktu, share dari zona euro berkurang. Itu menunjukkan bahwa aka nada imbas krisis zona euro terhadap ekspor Indonesia.
            Untuk itu, selain sibuk mengurangi subsidi yang menekan perekonomian domestic dengan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM), Dengan asumsi krisis Eropa akan meluas, sehingga pasar ekspor semakin tidak bisa diandalkan, sudah saatnya menggenjot ekonomi domestic bukan sekadar retorika. Harus ada upaya nyata untuk mempercepat pembangunan interkonektivitas antarpulau. Itu upaya konkret untuk membabat high cost economy dan memompa pasar domestic.
            Yang juga tidak kalah penting, meningkatkan antisipasi terhadap dampak tidak langsung krisis Eropa yang berupa peningkatan impor. Negara lain, yang pasar ekspornya ke Amerika Serikat dan Eropa menyusut, juga mencari pasar baru. Indonesia, dengan performa ekonomi yang bagus dan penduduk usia muda yang membesar, adalah target alternative semua Negara produsen global.
1.        Tiga kalimat fakta:
a.    Jangankan memunculkan “cahaya di ujung terowongan krisis,” yang datang pada tahun baru justru petaka baru, yakni pemangkasan peringkat utang Sembilan Uni Eropa oleh Standard & Poor’s akhir pecan lalu.
b.    Mengeringnya likuiditas euro dan dolar diperbankan Asia menekan mata uang Asia, termasuk rupiah yang melemah ke kisaran 9.200 per USD dari 8.500 pada pertengahan 2011.
c.    Bank Indonesia (BI) memiliki cadangan devisa yang cukup, yakni USD 110 miliar pada akhir 2011, untuk menghambat depresiasi rupiah, walau tergerus dari USD 124,6 miliar pada Agustus 2011.
2.        Tiga kalimat Opini:
a.    Untuk itu, selain sibuk mengurangi subsidi yang menekan perekonomian domestic dengan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM), pemerintah harus lebih sigap mengantisipasi krisis zona euro.
b.    Dengan asumsi krisis Eropa akan meluas, sehingga pasar ekspor semakin tidak bisa diandalkan, sudah saatnya menggenjot ekonomi domestic bukan sekadar retorika.
c.    Indonesia, dengan performa ekonomi yang bagus dan penduduk usia muda yang membesar, adalah target alternative semua Negara produsen global.
3.        Masalah yang sedang terjadi adalah Keterkaitan krisis di Eropa dengan sector riil, khususnya ekspor dan impor Indonesia.
Membaca Intensif
Membaca Intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara teliti dan seksama dengan tujuan
memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan
mengasah kemampuan membaca secara kritis. Tarigan (1990:35) mengutip pendapat Brook
menyatakan bahwa, membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman
terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca dengan
pemahaman.
Ciri tajuk rencana pers papan tengah adalah :
  1. Lebih berani
  2. Atraktif
  3. Progresif
  4. Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”
  5. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis
            Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers papan tengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus padat karya. Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua negara, yang memiliki latar belakang ideology serta kepentingan yang berbeda-beda.
Pengertian fakta
Pengertian Fakta adalah sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Sedangkan opini adalah
sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji.
Ciri-ciri fakta:
1.          Benar-benar terjadi
2.          Sifatnya objektif
3.          Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas.
4.          Diperkuat dengan angka-angka.
Contoh fakta: 
Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8520 yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL.
Pada hari Sabtu,  5 Juli 2008,  lima orang pembuat batik mendapat penghargaan dari pemerintah.
Pendapat atau opini
Pendapat atau opini adalah sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena bentuknya masih berupa pendapat.
Ciri-ciri opini:
  1. Belum terjadi (baru rencana)
  2. Berupa pendapat
  3. Bersifat  subjektif
  4. Keterangannya belum jelas.
Contoh Opini :
Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah. (Opini)
Batik buatan Ibu Rukmi sangat bagus dan halus.

Post a Comment

أحدث أقدم